Tagana Pelalawan : Penggunaan Pestisida Tidak Sesuai Aturan Dapat Menimbulkan Bencana


TaganaPelalawan.com - Penggunaan Pestisida dianjurkan merupakan alternative terakhir atau apabila menghadapi kondisi endemis atau eksplosi. Penggunaan pestisida perlu dilakukan dengan menerapkan prinsip 6 Tepat (6 T), yaitu (1) tepat sasaran, (2) tepat mutu, (3) tepat jenis pestisida, (4) tepat waktu, (5) tepat dosis atau konsentrasi, dan (6) tepat cara penggunaan. Ancaman terkait penggunaan pestisida yang tidak terkontrol tidak mungkin diabaikan karena akan memberikan dampak pada lingkungan. Akumulasi pestisida di rantai makanan menjadi perhatian terbesar karena secara langsung mempengaruhi predator dan raptor. 

Namun secara tidak langsung, pestisida juga dapat mengurangi jumlah gulma, semak dan serangga di mana predator yang lebih tinggi mencari makan.

Pestisida masuk ke air melalui aliran, limpasan, pencucian tanah atau langsung ke air permukaan, dimana ditemukan dalam beberapa kasus seperti untuk pengendalian nyamuk. Air yang terkontaminasi pestisida menjadi ancaman besar bagi kehidupan akuatik. Itu bisa mempengaruhi tanaman air, menurunkan oksigen terlarut dalam air dan dapat menyebabkan fisiologis dan perubahan perilaku dalam populasi ikan. Dalam beberapa penelitian, pestisida untuk perawatan rumput telah ditemukan di permukaan air dan badan air seperti kolam, sungai dan danau. Pestisida yang diaplikasikan ke tanah akan hanyut ke ekosistem akuatik dan beracun bagi ikan dan organisme non-target. Penggunaan pestisida yang berlebihan, akan menyebabkan terjadinya penurunan populasi spesies ikan (Scholz et al. 2012).

Kematian tanaman air oleh herbisida menghasilkan tingkat O2 yang sangat rendah dan akhirnya menyebabkan ikan mati lemas dan menurunkan produktivitas ikan (Helfrich et al. 2009). Umumnya kadar pestisida jauh lebih tinggi di air permukaan daripada air tanah mungkin karena limpahan pestisida dari lahan pertanian dan kontaminasi oleh aliran semprotan (Anon 1993). Namun, pestisida dapat mencapai bawah tanah melalui rembesan air permukaan yang terkontaminasi, pembuangan pestisida tidak pada tempatnya dan tumpahan atau kebocoran yang tidak disengaja (Pesticides in Groundwater, 2014).

Ekosistem perairan mengalami kerusakan yang cukup besar karena masuknya pestisida ke dalam danau, kolam dan sungai. Atrazine beracun bagi beberapa spesies ikan dan itu juga secara tidak langsung mempengaruhi sistem kekebalan beberapa amfibi (Forson and Storfer 2006; Rohr dkk. 2008). Amfibi sangat dipengaruhi oleh pestisida yang mencemari permukaan air, selain eksploitasi berlebihan dan hilangnya habitat (The Asian Amphibian Crisis, 2009).

Potensi reproduksi kehidupan akuatik juga berkurang karena penyemprotan herbisida di dekat habitat ikan liar yang pada akhirnya mengurangi jumlah populasi ikan dewasa yang berdampak pada penurunan perlindungan yang dibutuhkan oleh ikan muda untuk bersembunyi dari predator (Helfrich et al. 2009).

sumber : ditjenbun.pertanian.go.id

--- Tagana Pelalawan ---

close