DEVELOPER GEDUNG 16 LANTAI YANG ROBOH AKIBAT GEMPA TAIWAN DITANGKAP

Gedung 16 Lantai yang roboh - tribunnews.com

taganapelalawan.com - Jaksa wilayah Tainan, Taiwan menangkap pengembang apartemen 16 lantai yang roboh saat gempa bumi 6,4 SR. Hingga kini korban tewas bertambah menjadi 41 orang, yang sebagian besar ditemukan di reruntuhan gedung itu.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (9/2/2016), penangkapan dilakukan setelah surat perintah jaksa pada Selasa (9/2) waktu setempat. Gedung aparteman bernama Wei-kuan Golden Dragon itu terdiri atas 100 unit yang terbagi dalam empat menara. Seluruhnya roboh saat gempa melanda pada Sabtu (6/2) pagi.

Sejumlah gedung lainnya di kota Tainan juga roboh akibat gempa, namun gedung Wei-kuan roboh paling parah. Menurut media lokal, Focus Taiwan New Channel, sedikitnya 39 korban tewas ditemukan di reruntuhan gedung Wei-kuan di distrik Yongkang, sedangkan dua korban tewas lainnya berasal dari distrik Gueiren. 

Upaya penyelamatan lebih difokuskan pada gedung Wei-kuan, mengingat hingga kini lebih dari 100 orang lainnya masih terjebak di dalam reruntuhan gedung tersebut. Sempat muncul pertanyaan soal kualitas konstruksi gedung 16 lantai ini, terutama material yang digunakan untuk membangunnya.

Dalam pernyataannya, wakil sekretaris jenderal pemerintah kota Tainan, Liu Shin-chung, menyebut surat perintah penangkapan telah dirilis untuk Lin Ming-hui yang diketahui merupakan pejabat perusahaan pengembang apartemen Wei-kuan tersebut, dan juga untuk dua orang lainnya yang tak disebut namanya.

Secara terpisah, Direktur Departemen Hukum kota Tainan, Hsiao Po-jen menuturkan kepada Reuters, pengembang gedung Wei-kuan telah ditangkap segera setelah surat perintah dirilis. Berdasarkan informasi dari polisi setempat, pengembang itu ditangkap atas pidana kelalaian yang berujung tewasnya banyak orang.

Dituturkan sejumlah saksi mata Reuters di lokasi kejadian, mereka melihat keberadaan kaleng minyak bekas berbentuk kubus yang dipasang berjajar di dalam dinding gedung yang roboh. Kaleng-kaleng minyak ini terlihat jelas setelah tembok gedung itu hancur. Diduga, kaleng-kaleng minyak ini sengaja dipasang di dalam dinding saat pembangunan dilakukan.

Media-media Taiwan juga melaporkan adanya polystyrene, bahan baku plastik, di dalam balok pendukung gedung dan tercampur dengan beton.

Menurut Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kementerian Dalam Negeri Taiwan, Hsu Wun-long, kompleks apartemen itu selesai dibangun November 1994. Namun dua perusahaan yang bertanggung jawab atas pembangunan kompleks apartemen itu telah berhenti beroperasi. Hanya tinggal perusahaan arsitektur apartemen itu saja yang masih beroperasi hingga kini. Hsu menyebut, tidak biasanya perusahaan konstruksi tutup setelah menyelesaikan proyek pembangunan. 


sumber : detik.com

close